Kamis, 31 Januari 2013

BAYANGAN HANYA PENDUSTA


Tetes air mata ku di depanmu takkan bisa membasahi hatimu yang gersang
Berlutut memohonmu untuk tetap disini juga terlalu bodoh untuk aku lakukan
Jeritan tangiskupun hanya menggema saat aku teriakkan di hatimu yang tuli
Namun Kaki ini menuntunku untuk berlari mengejarmu,
Saat aku ingin berlari ,Tiba – tiba Langkahku sejenak terhenti ketika aku melihat kamu yang mulai mendekat
Aku tersenyum menyambutmu ,
Aku senang  . karena aku tidak perlu berlelah lagi untuk mengejarmu
Dan saat Tanganku menggapai untuk merebah badanmu , ternyata hanya bayangan yang aku sentuh
Aku terdiam kaku melihat tanganku yang ternyata tak mampu merasakan hangatnya tubuhmu
Lalu aku menegakkan kepala yang tertunduk heran ini untuk melihat kamu lagi ,
Melihat bayanganmu yang tiba – tiba pergi . larii.....
aku tak percaya jika yang aku sentuh hanya bayangan , sungguh aku tak percaya
apa saat itu memang aku hidup hanya dalam bayanganmu
Lalu , buat apa bayangan itu datang padaku jika hanya sebuah bayangan
Buat apa bayangan itu mengembalikan senyumku yang telah lama dibawanya pergi
Buat apa bayangan itu seperti sedang berbicara , tetapi aku sendiri tidak mendengar suaranya
Bisikan hampa terucap dari bibirnya yang mencoba meyakinkanku atas kehadirannya kembali.
Apa bayangan itu bisu ? tapi aku bukan penderita tuna wicara yang dapat memahami maksudnya.
Yah.. dan bodohnya , aku mengikuti gerak bibirnya yang sebenarnya aku sendiri tak mampu untuk mengartikannya.
Secepat dia datang , secepat itu pula aku berbicara dengan bayangan bisu ,
Memahami makna di setiap gerakan bibirnya yang berucap ,
Memahami gerak bayangannya yang menyuruhku untuk mengikuti jari telunjuknya ,
Menggandeng bayangan yang terasa kosong
Lalu buat apa bayangan itu muncul saat aku sudah menghapus semua ?
Bayangan yang telah membuat aku terlena asik bersandar di bahunya ,
aku tak sadar , jika selama ini aku hanya hidup dalam bayangannya
Bagaimana bisa aku memeluk jiwanya jika hanya bayangan yang Nampak

Ternyata sekarang bayangan itu pergi bersama senja ,
Senja yang hilang dari peradabannya jika mulai petang.
Sebenarnya buat apa bayangan itu datang jika hanya untuk pergi ,
Dan bodohnya aku kenapa  membiarkan diriku sendiri hidup dalam sebuah bayangan.
Hahahaha.. hatiku geli melihat betapa bodohnya si pemilik hati ini
Yang mengharap sebuah bayangan berubah menjadi wujud yang nyata
Dan jelas – jelas itu tidak mungkin ,
Yaahh .. anggap saja seperti mengharap abu untuk menjadi kertas yang utuh lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar