Tetes air mata ku di
depanmu takkan bisa membasahi hatimu yang gersang
Berlutut memohonmu
untuk tetap disini juga terlalu bodoh untuk aku lakukan
Jeritan tangiskupun hanya
menggema saat aku teriakkan di hatimu yang tuli
Namun Kaki ini
menuntunku untuk berlari mengejarmu,
Saat aku ingin berlari
,Tiba – tiba Langkahku sejenak terhenti ketika aku melihat kamu yang mulai
mendekat
Aku tersenyum
menyambutmu ,
Aku senang . karena aku tidak perlu berlelah lagi untuk
mengejarmu
Dan saat Tanganku menggapai
untuk merebah badanmu , ternyata hanya bayangan yang aku sentuh
Aku terdiam kaku
melihat tanganku yang ternyata tak mampu merasakan hangatnya tubuhmu
Lalu aku menegakkan
kepala yang tertunduk heran ini untuk melihat kamu lagi ,
Melihat bayanganmu
yang tiba – tiba pergi . larii.....
aku tak percaya jika
yang aku sentuh hanya bayangan , sungguh aku tak percaya
apa saat itu memang
aku hidup hanya dalam bayanganmu
Lalu , buat apa
bayangan itu datang padaku jika hanya sebuah bayangan
Buat apa bayangan
itu mengembalikan senyumku yang telah lama dibawanya pergi
Buat apa bayangan
itu seperti sedang berbicara , tetapi aku sendiri tidak mendengar suaranya
Bisikan hampa terucap
dari bibirnya yang mencoba meyakinkanku atas kehadirannya kembali.
Apa bayangan itu
bisu ? tapi aku bukan penderita tuna wicara yang dapat memahami maksudnya.
Yah.. dan bodohnya ,
aku mengikuti gerak bibirnya yang sebenarnya aku sendiri tak mampu untuk mengartikannya.
Secepat dia datang ,
secepat itu pula aku berbicara dengan bayangan bisu ,
Memahami makna di
setiap gerakan bibirnya yang berucap ,
Memahami gerak
bayangannya yang menyuruhku untuk mengikuti jari telunjuknya ,
Menggandeng bayangan
yang terasa kosong
Lalu buat apa
bayangan itu muncul saat aku sudah menghapus semua ?
Bayangan yang telah membuat
aku terlena asik bersandar di bahunya ,
aku tak sadar , jika
selama ini aku hanya hidup dalam bayangannya
Bagaimana bisa aku
memeluk jiwanya jika hanya bayangan yang Nampak
Ternyata sekarang
bayangan itu pergi bersama senja ,
Senja yang hilang
dari peradabannya jika mulai petang.
Sebenarnya buat apa bayangan
itu datang jika hanya untuk pergi ,
Dan bodohnya aku
kenapa membiarkan diriku sendiri hidup
dalam sebuah bayangan.
Hahahaha.. hatiku
geli melihat betapa bodohnya si pemilik hati ini
Yang mengharap sebuah
bayangan berubah menjadi wujud yang nyata
Dan jelas – jelas
itu tidak mungkin ,
Yaahh .. anggap saja
seperti mengharap abu untuk menjadi kertas yang utuh lagi.